KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas penyertaan-Nya sehingga Dia sudah boleh memberikan kemampuan kepada kami penulis dalam menulis makalah ini.
Makalh yang berjudul
“EVOLUSI” ini, merupakan
tugas pendidikan Biologi dalam menjalankan tugas dibangku XII SMA Kristen 2 BINSUS Tomohon. Makalah ini menjelaskan tentang teori-teori evolusi
serta perkembangan makhluk hidup hingga sampai pada saat ini.
Ucapan
terima kasih kami
penulis sampaikan kepada semua pihak yang sudah membantu, khususnya kepada
teman-teman dan guru bidang studi Biologi bapak Tandi Liwo,S.Pd di SMA Kristen 2 BINSUS Tomohon.
Permohonan
maaf sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada pembaca yang budiman, jika
sajian makalah ini kurang berkenan dalam hati sanubari. Seperti pepatah yang
mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, penulis yang menyadari akan adanya
kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang dan sebagai bahan koreksi penulis dalam
menyusun makalah.
Akhir
kata, kami mengucapakan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
Tomohon,
Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Identifikasi masalah
1.3 Perumusan masalah
1.4 Tujuan penelitian
1.5 Manfaat penelitian
BAB II ISI
2.1 Pengertian Evolusi
2.2 Pencetus teori evousi
2.3 Faktor yang mempengaruhi evolusi
2.4 Petunjuk adanya evolusi
2.5 Asal-usul makhluk hidup
2.6 Yang menentang teori evolusi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Lingkungan hidup yang ada di bumi mengalami perubahan
dari waktu ke waktu. Seiring dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula
perubahan pada makhluk hidup. Perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk
hidup dipelajari dari zaman ke zaman dalam suatu teori yang disebut teori
evolusi.
Teori evolusi masih dipertentangkan hingga saat ini.
Banyak teori yang telah dikemukakan para ahli, namun belum ada satu teoripun
yang mampu menjawab tentang semua fakta dan fenomena sejarah perkembangan
makhluk hidup.
Evolusi dalam biologi berarti proses komplek pewarisan sifat organisme
yang berubah dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi
berusaha memahami faktor-faktor yang mendorong terbentuknya berbagai makhluk
hidup dimuka bumi ini.
Sejak abad ke-16 SM, banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan
pendapatnya tentang asal-usul berbagai makhluk hidup yang ada di dunia dan
banyak pendapat mereka menjadi fondasi teori evolusi.
1.2 Identifikasi
masalah
Masalah yang kami
identifikasi dalam makalah ini yaitu semua tentang evolusi, antara lain, pengertian evolusi, teori-teori
mengenai evolusi, dan teori yang menentang evolusi.
1.3 Perumusan masalah
1.3.1
Asal-usul makhluk hidup?
1.3.2 Apa pengertian evolusi
1.3.3 Siapa saja yang mencetus
tentang teori evolusi?
1.3.4 Faktor apa saja yang
mempengaruhi evolusi?
1.3.5 Apa saja petunjuk bahwa adanya
evolusi?
1.3.6 Teori-teori yang menentang
evolusi?
1.4 Maksud dan tujuan
Untuk mengatahui :
-
Asal-usul makhluk hidup
-
Apa itu evolusi
-
Siapa saja yang mencetus teori evolusi
-
Faktor yang mempengaruhi evolusi
-
Cara tebentuknya spesies baru
-
Pandangan baru tentang evolusi
-
Teori-teori yang menetang evolusi
1.5 Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat kita ambil dari makalah ini yaitu, kita dapat mengetahui dari
mana kita berasal lewat materi yang akan dibahas yaitu evolusi
BAB II
ISI
2.1 Pengertian evolusi
Evolusi berarti proses kompleks
pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi ke generasi dalam kurun
waktu jutaan tahun. Evolusi secara umum tidak dapat terlepas dari kehidupan
masa lampau. Hal yang saat ini merupakan hasil dari proses masa lampau. Evolusi
juga berarti perubahan
pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan
menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi,
keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh
dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies.
Pada spesies yangbereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga
dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara
organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi
lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
2.2 Pencetus-pencetus teori evolusi
1 Charles Darwin
Charles Robert Darwin
(1809-1882) adalah seorang peminat ilmu alam dari inggris. Pada tahun 1831, ia
mengikuti pelayaran HMS Beagle untuk memetakan jalur pelayaran. Selama
pelayaran, Darwin banyak mendapat fosil, batuan dan berbagai makhluk hidup.
Ketika sampai di kepulauan Galapagos, Darwin menjumpai berbagai macam makhluk yang menarik perhatiannya, terutama
burung-burung Finch. Burung Finch banyak juga ditemukan di Inggris, namun
burung Finch yang terdapat di Galapagos memiliki bentuk paru yang beragam.
Darwin menyadari bahwa struktur yang bervariasi ini karena terbentuk karena
adaptasi lingkungan tertentu. Darwin meyakini bahwa struktur paru burung Finch
bersesuaian dengan keanekaragaman makanan yang tersedia. Selain burung Finch,
Darwin juga mengamati kura-kura raksasa. kedua kura-kura ini memiliki sedikit
perbedaan morfologi yang disebabkan oleh perbedaan habitat. dari pengamatannya,
Darwin memperoleh ide tentang evolusi yang didasarkan atas pokok-pokok
pikirannya, yaitu :
A.
Makhluk hidup bervariasi dan beberapa
variasi sifatnya dapat diturunkan. Tidak
ada dua individu yang sama persis dalam suatu spesies (kecuali kembar identik)
B.
Setiap populasi cenderung bertambah banyak,
karena setiap makhluk hidup mampu berkembangbiak. Untuk berkembangbiak perlu
adanya makanan yang cukup. Dan jumlah individu yang dilahirkan lebih banyak
dari pada yang dapat bertahan hidup.
C.
Kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan populasi
tidak berjalan terus-menerus.
D.
Individu-individu berkompetisi untuk memperoleh
sumber daya agar mampu bertahan hidup.
E.
Sifat-sifat yang diwariskan milik beberapa
individu membuat mereka dapat bertahan hidup dan bereproduksi pada keadaan
lingkungan tertentu.
F.
Akibat dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu
yang adaptif terhadapa lingkungan yang dapat hidup dan menurunkan sifat adaptif
tersebut. Seleksi alam akhirnya akan mengubah sifat dalam populasi, bahkan
menghasilkan spesies baru.
2. Teori evolusi Aristoteles (384-322
SM).
Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal
dari Yunani, yang mencetuskan teori evolusi. Ia mengatakan bahwa evolusi yang
terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya metafisika alam dapat mengubah
organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
3. Teori evolusi Anaximander (500 SM0.
Anaximander juga merupakan seorang filosof yang
berasal dari Yunani. Ia berpendapat bahwa manusia berawal dari makhluk akuatik
mirip ikan dan mengalami proses evolusi.
4. Teori evolusi Empedoclas (495-435 SM).
Empedoclas adalah seorang filosof Yunani. Ia
mengemukakan teori bahwa kehidupan berasal dari lumpur hitam yang mendapat
sinar dari matahari dan berubah menjadi makhluk hidup. Evolusi terjadi dengan
dimulainya makhluk hidup yang sederhana kemudian berkembang menjadi sempurna
dan akhirnya menjadi beraneka ragam seperti sekarang ini.
5. Teori evolusi Erasmus Darwin
(1731-1802).
Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles
Robert Darwin, seorang tokoh evolusi berkebangsaan Inggris.
Teorinya adalah bahwa evolusi terjadi karena bagian fungsional terhadap
stimulasi adalah diwariskan. Ia menyusun buku yang berjudul Zoonamia yang
menentang teori evolusi dari Lamarck.
6. Teori evolusi Count de Buffon
(1707-1788).
Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang
terjadi karena pengaruh alam sekitar diwariskan sehingga terjadi penimbunan
variasi.
7. Teori evolusi Sir Charles Lyell
(1797-1875).
Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal
dari Skotlandia dengan bukunya yang terkenal berjudul Principles
of Geology. Di dalam bukunya tersebut Lyell berpendapat bahwa permukaan bumi
terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama.
8. Teori evolusi Jean Baptise de
Lamarck.
Jean Baptise de
Lamarck (1744 – 1829) seorang ahli
biologi kebangsaan Perancis, memiliki suatu gagasan dan menuliskannya dalam
bukunya berjudul “Philoshopic”.
Dalam bukunya tersebut Lamarck mengatakan
sebagai berikut.
- Lingkungan mempunyai pengaruh
pada ciri-ciri dan sifat-sifat yang diwariskan melalui proses adaptasi
lingkungan.
- Ciri dan sifat yang terbentuk
akan diwariskan kepada keturunannya.
- Organ yang sering digunakan
akan berkembang dan tumbuh membesar, sedangkan
organ yang tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau penyusutan,
bahkan akan menghilang. Contoh yang dapat digunakan oleh Lamarck adalah
jerapah. Menurut Lamarck,
pada awalnya jerapah memiliki leher pendek. Karena makanannya berupa
daun-daun yang tinggi, maka jerapah berusaha untuk dapat menjangkaunya.
Karena terbiasa dengan hal ini maka semakin lama, leher jerapah menjadi
semakin panjang dan pada generasi berikutnya akan lebih panjang lagi. Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek
dari Charles Darwin)
yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada yang berleher
pendek dan ada yang berleher panjang. Jerapah-jerapah tersebut
berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan tersebut jerapah
berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup, sifat ini akan
diwariskan kepada keturunannya. Jerapah yang berleher pendek akan mati dan
perlahan-lahan mengalami kepunahan.
Teori Lamarck ditentang
oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles
Darwin) yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada
yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Jerapah-jerapah tersebut
berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan tersebut jerapah
berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup, sifat ini akan diwariskan
kepada keturunannya. Jerapah yang berleher pendek akan mati dan perlahan-lahan
mengalami kepunahan.
9. Carolus Linnaeus
(1707-1778)
Membuat sebuah
ketentuan cara mencari keteraturan posisi antar makhluk hidup dengan mencari
persamaan sifat, dan mengelompokkan yang mirip ke dalam satu kelompok.
Pengelompokan dilakukan secara berjenjang, mulai dari jenjang yang paling
rendah sampai jenjang yang paling tinggi. Jenjang ditentukan dari
pengelompokkan dengan kemiripan sifat-sifat khusus, menempati takson terendah,
sampai pada jenjang untuk pengelompokkan makhluk hidup dengan kategori
sifat-sifat umum pada takson yang paling tinggi. Linnaeus juga membuat suatu
cara penamaan jenis makhluk hidup dengan sistem Binomial nomenklatur. Dengan
sumbangan ilmunya ini Linnaeus disebut sebagai pendiri Taksonomi, suatu ilmu
yang membahas tentang penamaan dan pengelompokkan makhluk hidup yang sangat
beraneka ragam
10. Georges Cuvier
(1769-1832)
Ahli anatomi, tetapi
sangat perhatian terhadap paleontology (ilmu mengenai fosil). Cuvier mendukung
teori Katastropi yang mengatakan bahwa makhluk hidup setiap strata tidak ada
hubungan kekerabatan karena setiap strata terbentuk akibat terjadinya bencana
alam, seperti gempa bumi, banjir, atau kemarau yang panjang. Jika strata lenyap
oleh bencana, muncul strata baru lengkap dengan makhluk hidup baru, yang
berpindah dari daerah lain. Dari temuan fosil dilembah Paris, Cuvier
menyimpulkan bahwa batuan yang membentuk bumi ini tersusun berupa
lapisan-lapisan. Setiap strata dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang unik,
berbeda strukturnya dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin bahwa
makhluk modern di lapisan bumi paling atas sangat berbeda dengan makhluk di
strata tua di lapisan bawah.
11. James Hutton
(1726-1797)
Mengemukakan teori
gradualisme, yang menyebutkan bahwa bentuk bumi dan lapisan-lapisannya
merupakan hasil perubahan yang berlangsung secara bertahap, terus menerus, dan
lamabat (dalam waktu lama)
12. Alfred Russel
Wallace (1923-1913
Mengembangkan teori
yang serupa dengan teori Darwin. Dasar teori Wallace adalah penelitian biologi
perbandingan di Brasilia dan Hindia Belanda (sekarang di Indonesia), dan
Malaya. Buku penelitinnya berjudul “On the tendency of varieties to depart
indefinitely from the original type”. Teorinya sama dengan yang dikembangkan
Darwin.
2.3 Faktor yang mempengaruhi evolusi
Evolusi pada umumnya
dapat disebabkan oleh dua faktor penyebab, yaitu antara lain :
1. Faktor Dalam / Faktor Gen / Faktor Genetika
Pada setiap makhluk hidup pasti memiliki substansi gen pada kromosom.
Perubahan pada gen atau genetika pada makhluk tersebut akan berakibat pada
terjadinya perubahan sifat atau organisme tersebut :
a. Mutasi
gen
Mutasi adalah
perubahan pada struktur kimia gen yang bersifat turun-temurun yang terjadi bisa
secara spontan atau tidak spontan oleh zat kimia, radiasi sinar radioaktif,
terinfeksi virus, dan lain sebagainya.
b. Rekombinasi gen
Pengertian
dan arti definisi rekombinasi gen adalah penggabungan beberapa gen induk jantan
dan betina ketika pembuahan ovum oleh sperma yang menyebabkan adanya susunan
pasangan gen yang berbeda dari induknya. Akibatnya adalah lahirnya varian
spesies baru.
2. Faktor Lingkungan
Luar
Makhluk hidup dalam
kesehariannya pasti berada di lingkungan habitat tempat tinggalnya sesuai
dengan kondusi fisik maupun kondisi karakteristiknya. Organisme makhluk hidup
dituntut untuk dapat menyesuaikan atau adaptasi dengan kondisi lingkungan
sekitarnya. Mahluk hidup yang melakukan perubahan fisik dan karakter secara
terus-menerus untuk dapat selalu beradaptasi dengan lingkungannya menyebabkan
munculnya varian spesies baru yang bermacam-macam dan beraneka ragam.
2.4 petunjuk adanya evolusi
Ada beberapa macam petunjuk adanya evolusi antara lain
:
1. Adanya variasi makhluk hidup
2. Fosil
3. Perbandingan fisiologi/biokimia
4. Adanya embriologi perbandingan
5. Petunjuk alat tubuh yang tersisa
6. Homologi organ tubuh dan analogi organ tubuh
1. Variasi Makhluk Hidup
Adanya variasi makhluk hidup terbukti tidak ada dua
individu di dunia yang mempunyai sifat/ciri yang sama, hal ini menunjukkan
adanya variasi. Bila varian tersebut hidup pada lingkungan yang berbeda
maka akan menghasilkan keturunan yang berbeda.
2. Fosil
Fosil dapat diartikan sisa-sisa binatang dan tumbuhan
yang telah membatu.
Leonardo da Vinci (Itali, 1452 – 1519), Ia berpendapat
bahwa fosil merupakan bukti adanya makhluk hidup di masa lampau.
3. Homologi organ tubuh dan analogi organ tubuh
Organ-organ yang mempunyai bentuk asal sama namun
mempunyai fungsi yang berbeda disebut homologi.
Contoh organ homolog.
·
Kaki depan kuda
homolog dengan sayap burung
·
Tangan manusia
homolog dengan kaki depan kuda
·
Kaki depan anjing
homolog dengan sayap burung
·
Kaki depan kucing
homolog dengan sirip dada ikan
Organ tubuh yang menunjukkan kesamaan fungsi tetapi
struktur asalnya berbeda disebut analogi.
Contoh analogi:
a. Sayap kelelawar analog dengan sayap
kupu, kedua sayap berfungsi sama untuk terbang
b. Sayap kupu-kupu analog dengan sayap
burung, kedua sayap berfungsi sama untuk terbang tetapi struktur asalnya
berbeda.
4. Embriologi Perbandingan
Antara hewan vertebrata pices, reptil, amfibi, aves,
dan mamalia mempunyai kemiripan pada embrio, yaitu : mempunyai fase
perkembangan embrio yg sama. Terdiri Zigot, morulla, blastula, gastrula, janin.
5. Perbandingan Fisiologi/biokimia
secara fisiologi dari berbagai organisme dijumpai
kemiripan fisiologi yang dapat ditinjau secara kimiawi.
Contoh:
a. Atas dasar struktur tubuh yang mirip dan
memiliki kesamaan seperti: kristaloksi hemoglobin dari burung memiliki
kemiripan.
b. Test presipitin untuk serum darah
manusia mempunyai reaksi yang mirip jika dibanding dengan serum darah gorilla
dan simpanse.
Untuk menentukan jauh dekatnya hubungan kekerabatan
antar makhluk hidup dapat diuji dengan analisa biokimia. Misalnya:
1. Uji presipitin yaitu mengetahui adanya reaksi antara
antigen-antibodi pada darah, ternyata dari pengujian serum darah manusia
mempunyai kemiripan dengan pengujian pada serum darah gorilla dan simpanse.
2. Hormon insulin pada sapi mempunyai banyak persamaan
dengan insulin manusia.
3. Adanya kemiripan hormon tiroksin sapi dengan tiroksin
manusia.
4. Pada sebagian manusia dalam darahnya ditemukan protein
yang sama seperti protein yang ditemukan dalam darah kera Maccacus
rhesus.
6.
Petunjuk alat tubuh yang tersisa
Pada beberapa hewan maupun pada manusia dapat kita
temukan beberapa organ vestigial. Organ vestigial merupakan
organ-organ yang tersisa akibat adanya penyusutan (mereduksi) sehingga sudah
tidak berfungsi sebagaimana organ yang belum mengalami reduksi.
Contoh:
1. Pada manusia ditemukan umbai cacing, otot penggerak
telinga, rambut pada dada dan tulang ekor, bentuk gigi taring yang
runcing dan adanya selaput pada sudut mata sebelah dalam.
2. Pada burung kiwi dan pinguin anggota gerak depan
(sayap) mengalami penyusutan sehingga tidak dapat berfungsi untuk terbang.
3. Pada hewan yang hidup di laut yang dalam matanya
mengalami reduksi sehingga tidak dapat melihat, sedangkan mata pada ikan yang
hidup di tempat yang terang berkembang dengan baik.
4. Pada paus dewasa kulitnya tidak mempunyai rambut,
sedangkan pada masa embrionya mempunyai rambut
2.5 Asal-usul makhluk hidup
Seorang ahli yang meneliti asal-usul makhluk hidup
adalah Francesco Redi (1628-1689). Dia membuktikan bahwa makhluk hidup berasal
dari makhluk hidup.
Dalam penelitiannya, Redi menggunakan beberapa contoh
daging. Daging tersebut diberi tiga perlakuan yang berbeda. Pada perlakuan I,
daging ditempatkan di dalam botol yang terbuka. Pada perlakuan II, daging
ditempatkan di dalam botol yang ditutup kain kasa. Pada perlakuan III, daging
diletakkan di dalam botol yang ditutup rapat dengan tutup botol.
Setelah beberapa hari, ternyata daging dalam botol I
dan II membusuk dan menimbulkan bau busuk. Bau tersebut menarik lalat untuk hinggap.
Lalat hinggap pada daging di botol I, dan di permukaan kain kasa di botol II,
tetapi tidak hinggap pada botol III. Beberapa hari kemudian terlihat belatung
pada daging di botol I dan pada kain kasa di botol II. Redi mengamati bahawa
belatung berubah menjadi lalat.
Dari percobaan tersebut Redi menyimpulkan belatung
bukan berasal dari daging busuk, melainkan telur lalat yang menetas. Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup. Kesimpulan tersebut akhirnya dianut oleh ahli-ahli berikutnya.
2.6 Penentangan terhadap evolusi
1. Evolusi hanyalah teori dan bukannya fakta
Para pengkritik evolusi seringkali
menekankan bahwa evolusi "hanyalah sebuah teori", dengan tujuan
menyiratkan bahwa evolusi itu sendiri belum terbukti, ataupun evolusi itu
adalah opini dan bukan fakta ataupun bukti. Hal ini mencerminkan kesalahpahaman
pada pengertian teori dalam konteks ilmiah: manakala pada
percakapan sehari-hari teori adalah konjektur dan spekulasi, pada ilmu
pengetahuan, teori adalah penjelasan ataupun model yang dapat membuat prediksi
yang dapat diuji. Ketika evolusi dirujuk sebagai teori, ia merujuk pada
penjelasan terhadap keanekaragaman spesies dan leluhur-leluhurnya. Contoh
evolusi sebagai teori adalah sintesis modern seleksi alam Darwin dan pewarisan Mendel. Sebagaimana dengan teori ilmiah,
sintesis modern terus-menerus diperdebatkan, diuji, dan diperbaiki oleh para
ilmuwan. Terdapat konsensus yang sangat besar di kalangan ilmuwan bahwa
sintesis evolusi modern merupakan satu-satunya model kuat yang dapat
menjelaskan fakta-fakta mengenai evolusi. Pada kritikus juga menyatakan bahwa evolusi bukanlah fakta. Dalam ilmu pengetahuan, sebuah fakta adalah pemantauan empiris yang
telah diverifikasi; dalam konteks percakapan sehari-hari, fakta dapat merujuk
pada apapun yang memiliki bukti yang sangat banyak. Sebagai contoh, dalam
penggunaan sehari-hari, teori seperti "Bumi mengelilingi Matahari"
dan "benda jatuh oleh karena gravitasi" dapat dirujuk sebagai
"fakta", walaupun mereka sebenarnya hanyalah murni teoretis. Dari sudut
pandang ilmiah, evolusi dapat disebut sebagai "fakta" sama seperti
gravitasi adalah fakta sesuai dengan definisi ilmiah evolusi bahwa evolusi
adalah proses perubahan genetika yang terpantau terjadi di suatu populasi dari
waktu ke waktu. Menurut definisi sehari-hari pun, teori evolusi dapat juga
disebut sebagai fakta, jika kita merujuk pada status teori evolusi sebagai
teori yang sudah berkembang dengan baik. Sehingga, evolusi secara luas dianggap
sebagai baik teori dan fakta oleh para ilmuwan. Kerancuan yang sama
juga terjadi pada keberatan bahwa evolusi "belum terbukti"; pembuktian secara cermat hanyalah dimungkinkan
dalam bidang matematika dan logika, dan tidak dimungkinkan dalam ilmu
pengetahuan (di mana istilah yang tepat adalah "memvalidasi"). Dalam
hal ini, adalah benar bahwa evolusi hanyalah disebut sebagai "teori"
dan bukanlah "teorema". Kerancuan dapat terjadi
apabila pengertian sehari-hari terhadap kata pembuktian (proof) disamaartikan dengan
"bukti" (evidence). Perbedaan ini merupakan salah satu bagian
penting dalamfilosofi sains, karena ia berhubungan dengan ketiadaan kepastian absolut pada semua klaim empiris, dan
bukan hanya pada evolusi.
2. Evolusi diperdebatkan ataupun kontroversial
Salah satu keberatan utama terhadap
evolusi adalah argumen bahwa evolusi itu kontroversial dan diperdebatkan. Tidak
seperti argumen-argumen kreasionis lainnya yang berusaha untuk menghapuskan
pengajaran evolusi, argumen ini berusaha membuat klaim bahwa evolusi memiliki
posisi yang lemah oleh karena terdapat kontroversi, sehingga pandangan
alternatif lainnya haruslah dipaparkan juga kepada para murid, dan para murid
haruslah diizinkan untuk mengevaluasi dan memilih pilihan sesuai dengan
kepercayaan mereka. Seruan
terhadap "keadilan" dan "demokrasi", serta pendekatan yang
"seimbang" di mana pandangan yang saling bertolak belakang ini
diberikan "waktu yang sama" didukung oleh mantan Presiden Amerika
Serikat George W. Bush.
Keberatan ini merupakan salah satu dasar
dari kampanye "Ajarkan Kontroversi" (Teach the Controversy)
yang diusahakan oleh Discovery Institute untuk mempromosikan pengajaranperancangan
cerdas di sekolah umum. Usaha ini pada akhirnya merupakan salah satu bagian
dari "wedge strategy" institut tersebut untuk secara perlahan
meremehkan evolusi dan pada akhirnya "membalikkan pandangan materialisme yang mencekik dan menggantinya dengan
sains yang sejalan dengan keyakinan Kristen dan teistik". Para ilmuwan dan pengadilan Amerika
Serikat telah menolak keberatan ini atas dasar bahwa ilmu pengetahuan tidak
didasarkan pada popularitas (Argumentum ad populum), namun berdasarkan
bukti. Konsensus ilmiah para biologiwanlah yang menentukan
hal-hal apa saja yang dapat diterima secara ilmiah, dan bukanlah permasalahan
opini. Walaupun evolusi adalah benar kontroversial di masyarakat, namun ia
sepenuhnya tidak kontroversial di kalangan ilmuwan dan orang yang ahli di
bidang tersebut. Sebagai
respon, para kreasionis kemudian memperselisihkan tingkat dukungan evolusi di
kalangan ilmuwan. Discovery
Institute telah mengumpulkan sekitar
600 ilmuwan sejak tahun 2001 untuk menandatangani petisi "A Scientific
Dissent From Darwinism" (Ketidaksepakatan ilmiah dari Darwinisme) untuk
menunjukkan bahwa terdapat sejumlah ilmuwan yang meragukan apa yang mereka
rujuk sebagai "evolusi Darwin". Pernyataan petisi ini tidak secara
jelas menyatakan ketidakpercayaan pada evolusi, melainkan skeptisisme kemampuan
"mutasi acak dan seleksi alam untuk bertanggung jawab terhadap
kompleksitas kehidupan." Beberapa petisi tandingan telah dilancarkan
sebagai balasannya, di antaranya petisi yang dibuat oleh gerakan "A
Scientific Support for Darwinism" (Dukungan ilmiah untuk Darwinisme) yang
berhasil mengumpulkan 7.000 petisi dalam empat hari. Selama satu abad, para kreasionis
terus beragumen bahwa evolusi merupakan "teori dalam krisis" yang
dalam waktu dekat akan runtuh. Hal ini didasarkan pada beragam keberatan
terhadap evolusi, termasuk pula ketidaksahihan bukti evolusi ataupun evolusi
melanggar hukum alam. Keberatan-keberatan seperti ini telah lama ditolak oleh
banyak ilmuwan, termasuk pula klaim bahwa teori perancangan cerdas dan
penjelasan-penjelasan ciptaanisme lainnya memenuhi standar dasar ilmiah yang
diperlukan untuk menjadi teori ilmiah "alternatif" terhadap evolusi.
Selain itu, bahkan jika terdapat bukti-bukti yang membantah evolusi, adalah
salah untuk menganggap bahwa ia merupakan bukti yang mendukung perancangan cerdas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evolusi
juga berarti perubahan
pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup
dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi,
keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh
dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies.
Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga
dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara
organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi
lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
3.2 Saran
Melalui
makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat mengembangkan maksud dari
evolusi dan ikut berperan dalam menggali evolusi dimuka bumi karena seperti
yang kita tahu bahwa evolusi adalah suatu hal yang belum jelas dan dapat dibuktikan secara langsung, namun
janganlah dijadikan sebuah momen untuk berperang dalam memikirkan karena akan
menimbulkan perpecahan
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas penyertaan-Nya sehingga Dia sudah boleh memberikan kemampuan kepada kami penulis dalam menulis makalah ini.
Makalh yang berjudul
“EVOLUSI” ini, merupakan
tugas pendidikan Biologi dalam menjalankan tugas dibangku XII SMA Kristen 2 BINSUS Tomohon. Makalah ini menjelaskan tentang teori-teori evolusi
serta perkembangan makhluk hidup hingga sampai pada saat ini.
Ucapan
terima kasih kami
penulis sampaikan kepada semua pihak yang sudah membantu, khususnya kepada
teman-teman dan guru bidang studi Biologi bapak Tandi Liwo,S.Pd di SMA Kristen 2 BINSUS Tomohon.
Permohonan
maaf sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada pembaca yang budiman, jika
sajian makalah ini kurang berkenan dalam hati sanubari. Seperti pepatah yang
mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, penulis yang menyadari akan adanya
kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang dan sebagai bahan koreksi penulis dalam
menyusun makalah.
Akhir
kata, kami mengucapakan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
Tomohon,
Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Identifikasi masalah
1.3 Perumusan masalah
1.4 Tujuan penelitian
1.5 Manfaat penelitian
BAB II ISI
2.1 Pengertian Evolusi
2.2 Pencetus teori evousi
2.3 Faktor yang mempengaruhi evolusi
2.4 Petunjuk adanya evolusi
2.5 Asal-usul makhluk hidup
2.6 Yang menentang teori evolusi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Lingkungan hidup yang ada di bumi mengalami perubahan
dari waktu ke waktu. Seiring dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula
perubahan pada makhluk hidup. Perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk
hidup dipelajari dari zaman ke zaman dalam suatu teori yang disebut teori
evolusi.
Teori evolusi masih dipertentangkan hingga saat ini.
Banyak teori yang telah dikemukakan para ahli, namun belum ada satu teoripun
yang mampu menjawab tentang semua fakta dan fenomena sejarah perkembangan
makhluk hidup.
Evolusi dalam biologi berarti proses komplek pewarisan sifat organisme
yang berubah dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi
berusaha memahami faktor-faktor yang mendorong terbentuknya berbagai makhluk
hidup dimuka bumi ini.
Sejak abad ke-16 SM, banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan
pendapatnya tentang asal-usul berbagai makhluk hidup yang ada di dunia dan
banyak pendapat mereka menjadi fondasi teori evolusi.
1.2 Identifikasi
masalah
Masalah yang kami
identifikasi dalam makalah ini yaitu semua tentang evolusi, antara lain, pengertian evolusi, teori-teori
mengenai evolusi, dan teori yang menentang evolusi.
1.3 Perumusan masalah
1.3.1
Asal-usul makhluk hidup?
1.3.2 Apa pengertian evolusi
1.3.3 Siapa saja yang mencetus
tentang teori evolusi?
1.3.4 Faktor apa saja yang
mempengaruhi evolusi?
1.3.5 Apa saja petunjuk bahwa adanya
evolusi?
1.3.6 Teori-teori yang menentang
evolusi?
1.4 Maksud dan tujuan
Untuk mengatahui :
-
Asal-usul makhluk hidup
-
Apa itu evolusi
-
Siapa saja yang mencetus teori evolusi
-
Faktor yang mempengaruhi evolusi
-
Cara tebentuknya spesies baru
-
Pandangan baru tentang evolusi
-
Teori-teori yang menetang evolusi
1.5 Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat kita ambil dari makalah ini yaitu, kita dapat mengetahui dari
mana kita berasal lewat materi yang akan dibahas yaitu evolusi
BAB II
ISI
2.1 Pengertian evolusi
Evolusi berarti proses kompleks
pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi ke generasi dalam kurun
waktu jutaan tahun. Evolusi secara umum tidak dapat terlepas dari kehidupan
masa lampau. Hal yang saat ini merupakan hasil dari proses masa lampau. Evolusi
juga berarti perubahan
pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan
menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi,
keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh
dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies.
Pada spesies yangbereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga
dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara
organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi
lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
2.2 Pencetus-pencetus teori evolusi
1 Charles Darwin
Charles Robert Darwin
(1809-1882) adalah seorang peminat ilmu alam dari inggris. Pada tahun 1831, ia
mengikuti pelayaran HMS Beagle untuk memetakan jalur pelayaran. Selama
pelayaran, Darwin banyak mendapat fosil, batuan dan berbagai makhluk hidup.
Ketika sampai di kepulauan Galapagos, Darwin menjumpai berbagai macam makhluk yang menarik perhatiannya, terutama
burung-burung Finch. Burung Finch banyak juga ditemukan di Inggris, namun
burung Finch yang terdapat di Galapagos memiliki bentuk paru yang beragam.
Darwin menyadari bahwa struktur yang bervariasi ini karena terbentuk karena
adaptasi lingkungan tertentu. Darwin meyakini bahwa struktur paru burung Finch
bersesuaian dengan keanekaragaman makanan yang tersedia. Selain burung Finch,
Darwin juga mengamati kura-kura raksasa. kedua kura-kura ini memiliki sedikit
perbedaan morfologi yang disebabkan oleh perbedaan habitat. dari pengamatannya,
Darwin memperoleh ide tentang evolusi yang didasarkan atas pokok-pokok
pikirannya, yaitu :
A.
Makhluk hidup bervariasi dan beberapa
variasi sifatnya dapat diturunkan. Tidak
ada dua individu yang sama persis dalam suatu spesies (kecuali kembar identik)
B.
Setiap populasi cenderung bertambah banyak,
karena setiap makhluk hidup mampu berkembangbiak. Untuk berkembangbiak perlu
adanya makanan yang cukup. Dan jumlah individu yang dilahirkan lebih banyak
dari pada yang dapat bertahan hidup.
C.
Kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan populasi
tidak berjalan terus-menerus.
D.
Individu-individu berkompetisi untuk memperoleh
sumber daya agar mampu bertahan hidup.
E.
Sifat-sifat yang diwariskan milik beberapa
individu membuat mereka dapat bertahan hidup dan bereproduksi pada keadaan
lingkungan tertentu.
F.
Akibat dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu
yang adaptif terhadapa lingkungan yang dapat hidup dan menurunkan sifat adaptif
tersebut. Seleksi alam akhirnya akan mengubah sifat dalam populasi, bahkan
menghasilkan spesies baru.
2. Teori evolusi Aristoteles (384-322
SM).
Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal
dari Yunani, yang mencetuskan teori evolusi. Ia mengatakan bahwa evolusi yang
terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya metafisika alam dapat mengubah
organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
3. Teori evolusi Anaximander (500 SM0.
Anaximander juga merupakan seorang filosof yang
berasal dari Yunani. Ia berpendapat bahwa manusia berawal dari makhluk akuatik
mirip ikan dan mengalami proses evolusi.
4. Teori evolusi Empedoclas (495-435 SM).
Empedoclas adalah seorang filosof Yunani. Ia
mengemukakan teori bahwa kehidupan berasal dari lumpur hitam yang mendapat
sinar dari matahari dan berubah menjadi makhluk hidup. Evolusi terjadi dengan
dimulainya makhluk hidup yang sederhana kemudian berkembang menjadi sempurna
dan akhirnya menjadi beraneka ragam seperti sekarang ini.
5. Teori evolusi Erasmus Darwin
(1731-1802).
Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles
Robert Darwin, seorang tokoh evolusi berkebangsaan Inggris.
Teorinya adalah bahwa evolusi terjadi karena bagian fungsional terhadap
stimulasi adalah diwariskan. Ia menyusun buku yang berjudul Zoonamia yang
menentang teori evolusi dari Lamarck.
6. Teori evolusi Count de Buffon
(1707-1788).
Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang
terjadi karena pengaruh alam sekitar diwariskan sehingga terjadi penimbunan
variasi.
7. Teori evolusi Sir Charles Lyell
(1797-1875).
Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal
dari Skotlandia dengan bukunya yang terkenal berjudul Principles
of Geology. Di dalam bukunya tersebut Lyell berpendapat bahwa permukaan bumi
terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama.
8. Teori evolusi Jean Baptise de
Lamarck.
Jean Baptise de
Lamarck (1744 – 1829) seorang ahli
biologi kebangsaan Perancis, memiliki suatu gagasan dan menuliskannya dalam
bukunya berjudul “Philoshopic”.
Dalam bukunya tersebut Lamarck mengatakan
sebagai berikut.
- Lingkungan mempunyai pengaruh
pada ciri-ciri dan sifat-sifat yang diwariskan melalui proses adaptasi
lingkungan.
- Ciri dan sifat yang terbentuk
akan diwariskan kepada keturunannya.
- Organ yang sering digunakan
akan berkembang dan tumbuh membesar, sedangkan
organ yang tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau penyusutan,
bahkan akan menghilang. Contoh yang dapat digunakan oleh Lamarck adalah
jerapah. Menurut Lamarck,
pada awalnya jerapah memiliki leher pendek. Karena makanannya berupa
daun-daun yang tinggi, maka jerapah berusaha untuk dapat menjangkaunya.
Karena terbiasa dengan hal ini maka semakin lama, leher jerapah menjadi
semakin panjang dan pada generasi berikutnya akan lebih panjang lagi. Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek
dari Charles Darwin)
yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada yang berleher
pendek dan ada yang berleher panjang. Jerapah-jerapah tersebut
berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan tersebut jerapah
berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup, sifat ini akan
diwariskan kepada keturunannya. Jerapah yang berleher pendek akan mati dan
perlahan-lahan mengalami kepunahan.
Teori Lamarck ditentang
oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles
Darwin) yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada
yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Jerapah-jerapah tersebut
berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan tersebut jerapah
berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup, sifat ini akan diwariskan
kepada keturunannya. Jerapah yang berleher pendek akan mati dan perlahan-lahan
mengalami kepunahan.
9. Carolus Linnaeus
(1707-1778)
Membuat sebuah
ketentuan cara mencari keteraturan posisi antar makhluk hidup dengan mencari
persamaan sifat, dan mengelompokkan yang mirip ke dalam satu kelompok.
Pengelompokan dilakukan secara berjenjang, mulai dari jenjang yang paling
rendah sampai jenjang yang paling tinggi. Jenjang ditentukan dari
pengelompokkan dengan kemiripan sifat-sifat khusus, menempati takson terendah,
sampai pada jenjang untuk pengelompokkan makhluk hidup dengan kategori
sifat-sifat umum pada takson yang paling tinggi. Linnaeus juga membuat suatu
cara penamaan jenis makhluk hidup dengan sistem Binomial nomenklatur. Dengan
sumbangan ilmunya ini Linnaeus disebut sebagai pendiri Taksonomi, suatu ilmu
yang membahas tentang penamaan dan pengelompokkan makhluk hidup yang sangat
beraneka ragam
10. Georges Cuvier
(1769-1832)
Ahli anatomi, tetapi
sangat perhatian terhadap paleontology (ilmu mengenai fosil). Cuvier mendukung
teori Katastropi yang mengatakan bahwa makhluk hidup setiap strata tidak ada
hubungan kekerabatan karena setiap strata terbentuk akibat terjadinya bencana
alam, seperti gempa bumi, banjir, atau kemarau yang panjang. Jika strata lenyap
oleh bencana, muncul strata baru lengkap dengan makhluk hidup baru, yang
berpindah dari daerah lain. Dari temuan fosil dilembah Paris, Cuvier
menyimpulkan bahwa batuan yang membentuk bumi ini tersusun berupa
lapisan-lapisan. Setiap strata dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang unik,
berbeda strukturnya dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin bahwa
makhluk modern di lapisan bumi paling atas sangat berbeda dengan makhluk di
strata tua di lapisan bawah.
11. James Hutton
(1726-1797)
Mengemukakan teori
gradualisme, yang menyebutkan bahwa bentuk bumi dan lapisan-lapisannya
merupakan hasil perubahan yang berlangsung secara bertahap, terus menerus, dan
lamabat (dalam waktu lama)
12. Alfred Russel
Wallace (1923-1913
Mengembangkan teori
yang serupa dengan teori Darwin. Dasar teori Wallace adalah penelitian biologi
perbandingan di Brasilia dan Hindia Belanda (sekarang di Indonesia), dan
Malaya. Buku penelitinnya berjudul “On the tendency of varieties to depart
indefinitely from the original type”. Teorinya sama dengan yang dikembangkan
Darwin.
2.3 Faktor yang mempengaruhi evolusi
Evolusi pada umumnya
dapat disebabkan oleh dua faktor penyebab, yaitu antara lain :
1. Faktor Dalam / Faktor Gen / Faktor Genetika
Pada setiap makhluk hidup pasti memiliki substansi gen pada kromosom.
Perubahan pada gen atau genetika pada makhluk tersebut akan berakibat pada
terjadinya perubahan sifat atau organisme tersebut :
a. Mutasi
gen
Mutasi adalah
perubahan pada struktur kimia gen yang bersifat turun-temurun yang terjadi bisa
secara spontan atau tidak spontan oleh zat kimia, radiasi sinar radioaktif,
terinfeksi virus, dan lain sebagainya.
b. Rekombinasi gen
Pengertian
dan arti definisi rekombinasi gen adalah penggabungan beberapa gen induk jantan
dan betina ketika pembuahan ovum oleh sperma yang menyebabkan adanya susunan
pasangan gen yang berbeda dari induknya. Akibatnya adalah lahirnya varian
spesies baru.
2. Faktor Lingkungan
Luar
Makhluk hidup dalam
kesehariannya pasti berada di lingkungan habitat tempat tinggalnya sesuai
dengan kondusi fisik maupun kondisi karakteristiknya. Organisme makhluk hidup
dituntut untuk dapat menyesuaikan atau adaptasi dengan kondisi lingkungan
sekitarnya. Mahluk hidup yang melakukan perubahan fisik dan karakter secara
terus-menerus untuk dapat selalu beradaptasi dengan lingkungannya menyebabkan
munculnya varian spesies baru yang bermacam-macam dan beraneka ragam.
2.4 petunjuk adanya evolusi
Ada beberapa macam petunjuk adanya evolusi antara lain
:
1. Adanya variasi makhluk hidup
2. Fosil
3. Perbandingan fisiologi/biokimia
4. Adanya embriologi perbandingan
5. Petunjuk alat tubuh yang tersisa
6. Homologi organ tubuh dan analogi organ tubuh
1. Variasi Makhluk Hidup
Adanya variasi makhluk hidup terbukti tidak ada dua
individu di dunia yang mempunyai sifat/ciri yang sama, hal ini menunjukkan
adanya variasi. Bila varian tersebut hidup pada lingkungan yang berbeda
maka akan menghasilkan keturunan yang berbeda.
2. Fosil
Fosil dapat diartikan sisa-sisa binatang dan tumbuhan
yang telah membatu.
Leonardo da Vinci (Itali, 1452 – 1519), Ia berpendapat
bahwa fosil merupakan bukti adanya makhluk hidup di masa lampau.
3. Homologi organ tubuh dan analogi organ tubuh
Organ-organ yang mempunyai bentuk asal sama namun
mempunyai fungsi yang berbeda disebut homologi.
Contoh organ homolog.
·
Kaki depan kuda
homolog dengan sayap burung
·
Tangan manusia
homolog dengan kaki depan kuda
·
Kaki depan anjing
homolog dengan sayap burung
·
Kaki depan kucing
homolog dengan sirip dada ikan
Organ tubuh yang menunjukkan kesamaan fungsi tetapi
struktur asalnya berbeda disebut analogi.
Contoh analogi:
a. Sayap kelelawar analog dengan sayap
kupu, kedua sayap berfungsi sama untuk terbang
b. Sayap kupu-kupu analog dengan sayap
burung, kedua sayap berfungsi sama untuk terbang tetapi struktur asalnya
berbeda.
4. Embriologi Perbandingan
Antara hewan vertebrata pices, reptil, amfibi, aves,
dan mamalia mempunyai kemiripan pada embrio, yaitu : mempunyai fase
perkembangan embrio yg sama. Terdiri Zigot, morulla, blastula, gastrula, janin.
5. Perbandingan Fisiologi/biokimia
secara fisiologi dari berbagai organisme dijumpai
kemiripan fisiologi yang dapat ditinjau secara kimiawi.
Contoh:
a. Atas dasar struktur tubuh yang mirip dan
memiliki kesamaan seperti: kristaloksi hemoglobin dari burung memiliki
kemiripan.
b. Test presipitin untuk serum darah
manusia mempunyai reaksi yang mirip jika dibanding dengan serum darah gorilla
dan simpanse.
Untuk menentukan jauh dekatnya hubungan kekerabatan
antar makhluk hidup dapat diuji dengan analisa biokimia. Misalnya:
1. Uji presipitin yaitu mengetahui adanya reaksi antara
antigen-antibodi pada darah, ternyata dari pengujian serum darah manusia
mempunyai kemiripan dengan pengujian pada serum darah gorilla dan simpanse.
2. Hormon insulin pada sapi mempunyai banyak persamaan
dengan insulin manusia.
3. Adanya kemiripan hormon tiroksin sapi dengan tiroksin
manusia.
4. Pada sebagian manusia dalam darahnya ditemukan protein
yang sama seperti protein yang ditemukan dalam darah kera Maccacus
rhesus.
6.
Petunjuk alat tubuh yang tersisa
Pada beberapa hewan maupun pada manusia dapat kita
temukan beberapa organ vestigial. Organ vestigial merupakan
organ-organ yang tersisa akibat adanya penyusutan (mereduksi) sehingga sudah
tidak berfungsi sebagaimana organ yang belum mengalami reduksi.
Contoh:
1. Pada manusia ditemukan umbai cacing, otot penggerak
telinga, rambut pada dada dan tulang ekor, bentuk gigi taring yang
runcing dan adanya selaput pada sudut mata sebelah dalam.
2. Pada burung kiwi dan pinguin anggota gerak depan
(sayap) mengalami penyusutan sehingga tidak dapat berfungsi untuk terbang.
3. Pada hewan yang hidup di laut yang dalam matanya
mengalami reduksi sehingga tidak dapat melihat, sedangkan mata pada ikan yang
hidup di tempat yang terang berkembang dengan baik.
4. Pada paus dewasa kulitnya tidak mempunyai rambut,
sedangkan pada masa embrionya mempunyai rambut
2.5 Asal-usul makhluk hidup
Seorang ahli yang meneliti asal-usul makhluk hidup
adalah Francesco Redi (1628-1689). Dia membuktikan bahwa makhluk hidup berasal
dari makhluk hidup.
Dalam penelitiannya, Redi menggunakan beberapa contoh
daging. Daging tersebut diberi tiga perlakuan yang berbeda. Pada perlakuan I,
daging ditempatkan di dalam botol yang terbuka. Pada perlakuan II, daging
ditempatkan di dalam botol yang ditutup kain kasa. Pada perlakuan III, daging
diletakkan di dalam botol yang ditutup rapat dengan tutup botol.
Setelah beberapa hari, ternyata daging dalam botol I
dan II membusuk dan menimbulkan bau busuk. Bau tersebut menarik lalat untuk hinggap.
Lalat hinggap pada daging di botol I, dan di permukaan kain kasa di botol II,
tetapi tidak hinggap pada botol III. Beberapa hari kemudian terlihat belatung
pada daging di botol I dan pada kain kasa di botol II. Redi mengamati bahawa
belatung berubah menjadi lalat.
Dari percobaan tersebut Redi menyimpulkan belatung
bukan berasal dari daging busuk, melainkan telur lalat yang menetas. Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup. Kesimpulan tersebut akhirnya dianut oleh ahli-ahli berikutnya.
2.6 Penentangan terhadap evolusi
1. Evolusi hanyalah teori dan bukannya fakta
Para pengkritik evolusi seringkali
menekankan bahwa evolusi "hanyalah sebuah teori", dengan tujuan
menyiratkan bahwa evolusi itu sendiri belum terbukti, ataupun evolusi itu
adalah opini dan bukan fakta ataupun bukti. Hal ini mencerminkan kesalahpahaman
pada pengertian
teori dalam konteks ilmiah: manakala pada
percakapan sehari-hari teori adalah konjektur dan spekulasi, pada ilmu
pengetahuan, teori adalah penjelasan ataupun model yang dapat membuat prediksi
yang dapat diuji. Ketika
evolusi dirujuk sebagai teori, ia merujuk pada
penjelasan terhadap keanekaragaman spesies dan leluhur-leluhurnya. Contoh
evolusi sebagai teori adalah
sintesis modern seleksi alam Darwin dan
pewarisan Mendel. Sebagaimana dengan teori ilmiah,
sintesis modern terus-menerus diperdebatkan, diuji, dan diperbaiki oleh para
ilmuwan. Terdapat konsensus yang sangat besar di kalangan ilmuwan bahwa
sintesis evolusi modern merupakan satu-satunya model kuat yang dapat
menjelaskan fakta-fakta mengenai evolusi. Pada kritikus juga menyatakan bahwa evolusi bukanlah
fakta. Dalam ilmu pengetahuan, sebuah fakta adalah pemantauan empiris yang
telah diverifikasi; dalam konteks percakapan sehari-hari, fakta dapat merujuk
pada apapun yang memiliki bukti yang sangat banyak. Sebagai contoh, dalam
penggunaan sehari-hari, teori seperti "Bumi mengelilingi Matahari"
dan "benda jatuh oleh karena gravitasi" dapat dirujuk sebagai
"fakta", walaupun mereka sebenarnya hanyalah murni teoretis. Dari sudut
pandang ilmiah, evolusi dapat disebut sebagai "fakta" sama seperti
gravitasi adalah fakta sesuai dengan definisi ilmiah evolusi bahwa evolusi
adalah proses perubahan genetika yang terpantau terjadi di suatu populasi dari
waktu ke waktu. Menurut definisi sehari-hari pun, teori evolusi dapat juga
disebut sebagai fakta, jika kita merujuk pada status teori evolusi sebagai
teori yang sudah berkembang dengan baik. Sehingga, evolusi secara luas dianggap
sebagai baik
teori dan fakta oleh para ilmuwan. Kerancuan yang sama
juga terjadi pada keberatan bahwa evolusi "belum terbukti";
pembuktian secara cermat hanyalah dimungkinkan
dalam bidang matematika dan logika, dan tidak dimungkinkan dalam ilmu
pengetahuan (di mana istilah yang tepat adalah "memvalidasi"). Dalam
hal ini, adalah benar bahwa evolusi hanyalah disebut sebagai "teori"
dan bukanlah "
teorema". Kerancuan dapat terjadi
apabila pengertian sehari-hari terhadap kata
pembuktian (
proof) disamaartikan dengan
"bukti" (
evidence). Perbedaan ini merupakan salah satu bagian
penting dalam
filosofi sains, karena ia berhubungan dengan ketiadaan
kepastian absolut pada semua klaim empiris, dan
bukan hanya pada evolusi.
2. Evolusi diperdebatkan ataupun kontroversial
Salah satu keberatan utama terhadap
evolusi adalah argumen bahwa evolusi itu kontroversial dan diperdebatkan. Tidak
seperti argumen-argumen kreasionis lainnya yang berusaha untuk menghapuskan
pengajaran evolusi, argumen ini berusaha membuat klaim bahwa evolusi memiliki
posisi yang lemah oleh karena terdapat kontroversi, sehingga pandangan
alternatif lainnya haruslah dipaparkan juga kepada para murid, dan para murid
haruslah diizinkan untuk mengevaluasi dan memilih pilihan sesuai dengan
kepercayaan mereka.
Seruan
terhadap "keadilan" dan "demokrasi", serta pendekatan yang
"seimbang" di mana pandangan yang saling bertolak belakang ini
diberikan "waktu yang sama" didukung oleh mantan Presiden Amerika
Serikat
George W. Bush.
Keberatan ini merupakan salah satu dasar
dari kampanye "Ajarkan Kontroversi" (
Teach the Controversy)
yang diusahakan oleh
Discovery Institute untuk mempromosikan pengajaran
perancangan
cerdas di sekolah umum. Usaha ini pada akhirnya merupakan salah satu bagian
dari "
wedge strategy" institut tersebut untuk secara perlahan
meremehkan evolusi dan pada akhirnya "membalikkan pandangan
materialisme yang mencekik dan menggantinya dengan
sains yang sejalan dengan keyakinan Kristen dan teistik". Para ilmuwan dan pengadilan Amerika
Serikat telah menolak keberatan ini atas dasar bahwa ilmu pengetahuan tidak
didasarkan pada popularitas (
Argumentum ad populum), namun berdasarkan
bukti.
Konsensus ilmiah para biologiwanlah yang menentukan
hal-hal apa saja yang dapat diterima secara ilmiah, dan bukanlah permasalahan
opini. Walaupun evolusi adalah benar kontroversial di masyarakat, namun ia
sepenuhnya tidak kontroversial di kalangan ilmuwan dan orang yang ahli di
bidang tersebut. Sebagai
respon, para kreasionis kemudian memperselisihkan tingkat dukungan evolusi di
kalangan ilmuwan.
Discovery
Institute telah mengumpulkan sekitar
600 ilmuwan sejak tahun 2001 untuk menandatangani petisi "A Scientific
Dissent From Darwinism" (Ketidaksepakatan ilmiah dari Darwinisme) untuk
menunjukkan bahwa terdapat sejumlah ilmuwan yang meragukan apa yang mereka
rujuk sebagai "evolusi Darwin". Pernyataan petisi ini tidak secara
jelas menyatakan ketidakpercayaan pada evolusi, melainkan skeptisisme kemampuan
"mutasi acak dan seleksi alam untuk bertanggung jawab terhadap
kompleksitas kehidupan." Beberapa petisi tandingan telah dilancarkan
sebagai balasannya, di antaranya petisi yang dibuat oleh gerakan "A
Scientific Support for Darwinism" (Dukungan ilmiah untuk Darwinisme) yang
berhasil mengumpulkan 7.000 petisi dalam empat hari. Selama satu abad, para kreasionis
terus beragumen bahwa evolusi merupakan "teori dalam krisis" yang
dalam waktu dekat akan runtuh. Hal ini didasarkan pada beragam keberatan
terhadap evolusi, termasuk pula ketidaksahihan bukti evolusi ataupun evolusi
melanggar hukum alam. Keberatan-keberatan seperti ini telah lama ditolak oleh
banyak ilmuwan, termasuk pula klaim bahwa teori perancangan cerdas dan
penjelasan-penjelasan ciptaanisme lainnya memenuhi standar dasar ilmiah yang
diperlukan untuk menjadi teori ilmiah "alternatif" terhadap evolusi.
Selain itu, bahkan jika terdapat bukti-bukti yang membantah evolusi, adalah
salah untuk menganggap bahwa ia merupakan bukti
yang mendukung perancangan cerdas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evolusi
juga berarti perubahan
pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup
dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi,
keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh
dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies.
Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga
dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara
organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi
lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
3.2 Saran
Melalui
makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat mengembangkan maksud dari
evolusi dan ikut berperan dalam menggali evolusi dimuka bumi karena seperti
yang kita tahu bahwa evolusi adalah suatu hal yang belum jelas dan dapat dibuktikan secara langsung, namun
janganlah dijadikan sebuah momen untuk berperang dalam memikirkan karena akan
menimbulkan perpecahan
DAFTAR PUSTAKA