Di bawah pohon yang rindang pada malam itu, angin yang
lembut mengelus wajah Putri yang sedang menatap ke dalam rumahnya sendiri yang
sangat ramai karena hari itu adalah hari ulang tahun Putri. Tiba-tiba,
“Hei,
kenapa tidak masuk, yang ulang tahun sebenarnya siapa?” kata Yudi yang menepuk
pundak Putri seraya mengagetkannya.
“Di
dalam terlalu ramai, aku hanya ingin sendirian saja” Kata Putri,
“mengapa
kamu ingin sendirian? Sekarangkan hari yang spesial buat kamu” sambung Yudi
yang penasaran ingin tahu.
Putri
hanya diam dan terus menatap ke dalam rumah yang sedang dipenuhi dengan
keluarga dan para tamu undangan. Putri dan Yudi adalah teman baik, bisa
dibilang sahabat dari kecil. Saat sedang asik bercerita, tiba-tiba seorang
laki-laki yang ternyata kakak kedua Putri datang dan berkata
“Mengapa
kalian berdua tidak masuk? Inikan ulang tahun Putri, dan kalau hari ini spesial
untuk Putri pasti spesial juga untuk Yudi, iyakan?”
Putri
tertawa mendengar apa yang dikatakan kakanya. Tiba-tiba, Putri terkejut karena
ada tangan yang menarik dan menggenggam tanganya, dan ternyata itu adalah Yudi.
Putri menatap Yudi yang ternyata sedang balik menatap wajah Putri, dengan
penasaran Putri bertanya
“ada
apa Di?” Mengapa kamu menatap aku seperti itu?”
Yudipun
menarik tangan Putri yang satunya lagi dan menggenggam kedua tangannya, dan
berkata
“Putri,
aku sayang kamu, aku sudah lama menyimpan perasaan ini dan mencari waktu yang
tepat untuk mengatakannya kepada kamu, dan sekarang aku anggap ini waktu yang
tepat dan aku harap kamupun mempunyai rasa yang sama dengan aku”.
Putri
terdiam sejenak, dia kaget dan bingung dengan apa yang Yudi katakan kepadanya.
Setelah terdiam sejenak, Putripun mengangkat suara dan berkata
“Yudi,
aku dan kamu sudah bersama sejak kecil, suka dan duka kita lewati bersama,
jujur aku juga mempunyai perasaan yang sama dengan kamu”
setelah
mengatakan itu Putri tertunduk malu dan wajahnya memerah, Yudipun yang sangat
senang mendengar apa yang dikatakan Putri langsung memeluk Putri sambil berkata
“Jadi
sekarang kita berdua resmi pacaran. OK?” Putri hanya mengangguk malu
Keesokan
harinya di sekolah, saat itu Putri masih kelas 5 SD. Putri dan teman-temannya
sangat jahil dan suka mengganggu teman. Sepanjang jam pelajaran mereka hanya
saling melempar kertas. Setelah bel tanda pulang sekolah berbunyi, Putri dan
teman-temannya langsung bergegas mengambil tas dan pergi berlari keluar
sekolah, tiba di depan pintu gerbang Putri terkejut melihat Yudi yang ternyata
sudah menunggu Putri.
“Yudi?
Sudah lama disini? Apa yang kamu lakukan disini?” kata Putri terkejut,
“aku
menunggu seseorang” kata Yudi menjawab,
“siapa?”
kata Putri heran diikuti rasa cemburu,
“aku
menunggu kamu, siapa lagi kalau bukan kamu” kata Yudi
“tapikan
aku sudah bilang tadi kalau sepulang sekolah aku ada janji dengan teman-teman”
kata Putri.
“iya,
aku tau, tapi tadi papa kamu minta tolong untuk menjemput kamu pulang, soalnya
ada sesuatu yang ingin ditunjukkan” kata Yudi menjawab pertanyaan Putri
Putripun
terdiam dan menatap teman-temannya yang sudah menunggu dengan wajah kecewa.
“Aku
minta maaf, aku tidak bisa pergi” kata Putri dengan wajah sedih
“Iya, tidak apa-apa, kamu pulang saja, kasian
Yudi sudah lama menunggu” kata Vani mencoba menyemangati Putri.
Putripun
tersenyum dan segera pergi bersama Yudi.
Sesampainya
di rumah, Putri dan Yudi segera masuk dan pergi ke ruang keluarga.
“Selamat
siang papa, Putri pulang. Apa yang ingin papa perlihatkan kepada Putri?” Kata Putri
sambil mendekat dan duduk didekat papanya, Yudipun ikut masuk dan duduk di dekat
Putri.
“Ini,
papa ingin memperlihatkan ini, pasti Putri suka” kata papa Putri sambil membuka
kotak yang berisi sesuatu yang akan ditunjukkan kepada Putri. Putri menatap
dengan penuh rasa penasaran, sementara Yudi hanya diam dan tersenyum entah
tersenyum kepada siapa. Ternyata yang ingin diperlihatkan oleh papa adalah
sebuah bingkai foto yang telah berisi foto.
“Wah,
ini untuk Putri?” Tanya Putri kepada papanya,
“iya
sayang, ini untuk Putri papa tersayang, ini rencana mama dan papa setelah papa
dan mama tau kalau Putri dan Yudi telah menjadi sepasang kekasih” jawab papa Putri sambil tersenyum dan mencoba
membuat Putri malu.
“tapi
Putri, Yudi sudah tau kalau papa dan mama akan memberikan ini untuk Putri”
sambung papa Putri,
“oh,
pantas saja dari tadi dia senyum-senyum tidak jelas, ternyata dia sudah tau”
kata Putri sambil menatap Yudi.
Putripun
segera mengambil bingkai foto itu dan bergegas menuju kamar untuk meletakkan
foto tersebut di kamar. Setelah meletakkan di kamar, Putri kembali dan memeluk
papa Putri seraya berterimakasih. Tidak lama kemudian Yudi pamit untuk pulang, Putripun
mengantarkan Yudi sampai ke depan rumah. Tidak lama setelah Yudi pergi, mama Putri
datang, Putripun menyambut dan segera memeluk mamanya dan berkata
“terimakasih
atas fotonya mama”
mama
Putri tersenyum dan balik memeluk Putri.
Setiap
malam Putri hanya berdiam diri di kamar dan melakukan apa saja yang bisa
dilakukan, terkadang Putri keluar kamar untuk berkumpul bersama keluarga. Putri
sangat menyayangi keluarganya, akhir pekannya lebih sering diisi dengan acara
bersama keluarga ditambah dengan Yudi dan keluarganya. Putri sangat jarang
pergi keluar bersama dengan teman-temannya, setiap dipanggil keluar pasti
seribu satu alasan akan keluar dari mulut Putri. Putri lebih senang diam di
rumah, membaca novel, bermain gitar, membuat lagu, menyanyi bersama keluarga
atau hanya sekedar menonton saja, itulah kerja Putri dirumah. Suatu hari
disekolah, Putri bercerita dengan Billy, karena terlalu asik bercerita, hingga
tiba-tiba handphone Putri berbunyi tanda ada panggilan masuk,
“Dari
siapa Put?” tanya Billy
“Yudi”
jawab Putri
“oh
, kalau begitu angkat saja” jawab Billy sambil menunjuk ke arah handphone yang
sedang berbunyi itu.
Putripun
mengangkat telfon dari Yudi dan bercerita dengan Yudi, karena keasikkan
bercerita dengan Yudi, Putri melupakan Billy yang ada disampingnya. Billypun
pergi meninggalkan Putri yang sedang asik bercerita lewat telfon dengan
pacarnya Yudi. Tidak lama kemudian, teman-teman Putri datang dan mengganggu Putri
yang sedang asik bercerita dengan Yudi lewat telfon, karena ribut Putripun mematikan
telfon dan langsung mengirim pesan singkat kepada Yudi yang isinya
Yudi
maaf, teman-teman aku ribut, nanti bertemu sebentar dirumah ya
Yudi hanya membalas pesan singkat itu dengan
tanda senyum.
Setelah
pulang sekolah, Putri yang hari itu sepertinya kurang sehat langsung bergegas
pulang bersama dengan teman-temannya. Ternyata Putri hanya kelelahan saja, jadi
dia butuh istirahat. Malamnya Yudi datang untuk menjenguk Putri yang terbaring
ditempat tidur,
“Put,
sudah makan?” tanya yudi
“belum,
masih menungu bubur buatan mama” jawab Putri dengan suara yang kecil.
tidak
lama kemudian, Nicki yang merupakan adik Putri datang membawah bubur.
“Yudi,
ini bubur untuk kaka” kata Nicki sambil memberikan bubur tersebut kepada Yudi
“maksih
ya Nik sudah mengantarkan bubur ini” jawab Yudi sambil mengambil bubur itu.
Nicki
hanya tersenyum dan pergi meningglakan kakaknya Putri dan Yudi sendirian.
Yudipun membantu Putri untuk duduk agar Putri tidak susah untuk makan, setelah Putri
duduk, Yudi menyuapkan bubur sedikit demi sedikit sampai bubur itu habis, lalu
memberikan obat dan membantunya untuk berbaring lagi. Setelah beberapa menit
menemani Putri, Yudipun keluar dan berkumpul bersama keluarga Putri yang sedang
berkumpul diruang keluarga. Setelah beberapa saat mereka bercerita, Yudi pamit
untuk pulang.
Beberapa
hari kemudian, Putri kembali bersekolah, dan ternyata semua guru sedang sibuk
mengurus kakak kelas yang tidak lama lagi akan mengikuti ujian nasional. Putri
dan teman-temannyapun ikut membantu guru-guru dalam mengurus segalah
perlengkapan yang dibutuhkan untuk ujian nasional. Yudipun yang saat itu juga
kelas 6 SD sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian nasional. Karena
kesibukkan Yudi untuk mempersiapkan diri dan sangat fokus diujian nanti, dia
mengesampingkan Putri dan jarang menghubungi Putri lagi, diapun tidak lagi
datang ke rumah Putri seperti biasanya.
“Ada
apa dengan Yudi, apa karena sibuk belajar dia jadi begini” kata Putri dalam
hati, “aku jadi merindukan dia, tapi aku harus coba memahami dia” sambungnya
dalam hati,
Malam
harinya Putri mengirim pesan singkat yang isinya
Selamat malam Yudi, jangan karena serius belajar jadi
lupa makan J
tapi
Yudi tidak membalas pesan yang dikirim Putri. Putri sedih akan perlakuan Yudi
yang berbeda dari biasanya, tapi Putri coba mengerti karena ujian nasional
bukan hal yang mudah. Tiba-tiba telfon berbunyi, dan ternyata itu Yudi, Putri
sangat senang dan bersemangat mengangkat telfon dari Yudi,
“Hei,
kenapa kamu baru menghubungi aku, aku rindu” Tanya Putri
“Maaf,
aku ingin fokus dulu ke ujian nasional” jawab Yudi dengan nada yang tidak
seperti biasanya.
“Iya,
aku mengerti.” Jawab Putri,
Merekapun
terdiam beberapa saat, dan
“Put,
aku mau fokus dulu ke ujian nasional, jadi kita berdua ….. em ….. kita
backstreet dulu ya” kata Yudi mengangkat pembicaraan
“Apa?
Kenapa harus backstreet? jawab Putri dengan nada sedih dan kecewa,
“maaf
Put, aku sudah membicarakan hal ini dengan mama da papa aku, aku juga sudah
membicarakan ini dengan mama dan papa kamu, mereka mengatakan yang penting itu
terbaik menurut aku, lakukan saja” jawab Yudi lirih,
“iya,
terbaik buat kamu, tapi tidak buat aku, kenapa kamu tidak membicarakan hal ini
dulu dengan aku, kenapa kamu langsung mengambil keputusan begini?” jawab Putri
dengan nada yang marah dan kecewa,
“aku
minta maaf Put, tapikan hanya backstreet”
Putri
kecewa dan langsung mematikan telfon dari Yudi dan juga mematikan handphonenya.
Putri sangat kecewa dengan Yudi. Setelah kejadian itu, mereka berdua tidak lagi
berkomunikasi dan Putri tidak ingin bertemu Yudi. Disekolah,
“Put?
Kamu kenapa? Kenapa beberapa hari ini muka kamu seperti pakaian yang yang tidak
disetrika? Apa kamu ada masalah?” Tanya Tesa
“Ada
masalah dengan Yudi!” Jawab Putri singkat
“masalah
apa? Cerita, jangan dipendam sendiri” jawab Tesa mencoba menyemangati
“nanti
aku cerita, setelah pulang sekolah” jawab Putri,
Setelah
pulang sekolah, Putri menceritakan apa yang terjadi antara dia dengan Yudi.
Teman-temannya mencoba menyemangati Putri, dan akhirnya Putripun mencoba
melupakan masalahnya dengan Yudi. Putripun kembali tersenyum bersama
teman-temannya, walaupun sebenarnya mereka berdua tidak mengakhiri hubungan
mereka.
Hari
demi hari dilalui tanpa memikirkan masalah antara mereka berdua. Masalah
tersebut ternyata sampai ketelinga orang tua mereka, dan orang tua Putri
mencobah menasehati Putri, kalau Yudi mengambil keputusan seperti itu karena
dia akan menghadapi ujian yang tidak mudah, jadi dia ingin berkonsentrasi dulu.
Setelah beberapa menit mendengar apa yang dikatakan papa dan mamanya akhirnya Putri
memaafkan Yudi, namun mereka tidak seperti biasanya, mereka tidak lagi
berkomunikasi. Hari demi hari berlalu, akhirnya mereka berdua kembali menjadi
seperti biasa lagi.
Yudi
mengikuti ujian nasional dengan baik dan menghasilkan hasil yang baik juga. Merekapun
sibuk untuk mempersiapkan diri masuk Sekolah Menengah Pertama. Setelah melalui
beberapa tes akhirnya Yudi masuk Sekolah Menengah Pertama. Yudi yang mulai
memperbiasakan diri dengan sekolah berunya mulai mendapatkan banyak teman.
Ternyata, dibalik itu semua ada perasaan takut dan cemburu yang timbul dalam
benak Putri. Putri memikirkan di Sekolah baru Yudi, pasti Yudi akan lebih
mendapat banyak teman cewek, akan tetapi rasa takut dan cemburu itu hilang
setelah Yudi meyakinkan Putri. Putri percaya, Yudi tidak akan membuat Putri
sakit hati.
Hari
demi hari dan bulan demi bulan mereka berdua jalani dan ternyata mulai ada
perubahan pada tingkah Yudi. Yudi tidak lagi sering datang ke rumah Putri, Yudi
jarang menghubungi Putri, dan mulai tidak memperdulikan Putri lagi. Tapi, Putri
tetap yakin dan percaya bahwa Yudi yang sangat dicintainya tidak akan membuat
hatinya sakit dan kecewa.
Hubungan
mereka terus dan terus berlanjut, hingga tiba saat untuk Putri menghadapi ujian
nasional tingkat SD. Putripun mulai sibuk mempersiapkan diri dan karena
kesibukkan Putri, mereka berdua jadi lebih jarang untuk berkomunikasi.
Saat
ujian tiba, Putri melaluinya selam 3 hari dengan baik, dan Puji Tuhan hasilnya
juga baik. Putri yang telah dinyatakan lulus dari Sekolah Dasar, memilih untuk
masuk Sekolah Menengah Pertama bersama teman-temannya. Putripun melalui
berbagai proses dan melakukan tes. Sambil menunggu beberapa hari mereka Putrid
an teman-temannya sering pergi untuk menyegarkan pikiran. Akhirnya tiba hari
dimana akan diumumkan siapa saja yang akan masuk di Sekolah Menengah Pertama
itu, dan Puji Tuhan, Putri dan teman-temannya semuanya masuk. Putripun mulai
membiasakan diri dengan sekolah baru dan teman-teman barunya. Tiba-tiba
handphone Putri bergetar tanda ada pesan yang masuk, Putripun segera menganbil
handphonenya, dan ternyata itu pesan dari Yudi
Selamat ya, akhirnya kamu masuk SMP juga J
Putri
hanya membalas pesan itu dengan tanda senyum.
Hari
demi hari Putri jalani di sekolah barunya. Yudi yang memperhatikan Putri
melihat ada perubahan dalam tingkah Putri. Dan ternyata, dugaan Yudi benar. Putri
yang banyak mendapat teman baru ternyata mulai mengikuti pola tingkah laku
teman-temannya. Semenjak masuk SMP, Putri sering keluar jalan-jalan dan
berkumpul dengan teman-temannya. Waktu Putri untuk keluarga mulai berkurang,
apalagi waktu untuk Yudi. Yudi yang juga ternyata sibuk dengan urusannya sendiri
tidak terlalu memikirkan ataupun mempermasalahkan sikap Putri yang telah
berubah.
Pada
suatu sore, Putri yang tidak ada janji dengan teman-temannya duduk termenung di
depan rumah dan memikirkan Yudi yang biasanya datang dan menemaninya jika ia
hanya sendiri. Putripun terpikir untuk pergi ke rumah Yudi. Putri mengganti
pakaian dan langsung pergi ke rumah Yudi. sesampainya di rumah Yudi
“Selamat
sore” teriak Putri
“Selamat
sore” teriak Putri sekali lagi
Berkali-kali
Putri mengucapkan salam tetapi tidak ada yang menjawab. tiba-tiba,
“Putri?
Ada apa?” tanya om Eli sambil mengaggetkan Putri. Om Eli adalah papa Yudi.
“Eh,
hehehe, tidak ada apa-apa, Putri hanya ingin mampir saja. Eem, Yudi dimana?”
tanya Putri
“Oh,
Yudi tadi keluar bersama Angga teman sekolahnya, tidak tahu mau kemana” jawab
om Eli
“Oh,
yasudah kalau begitu, Putri pergi dulu ya J”
jawab Putri sambil melambaikan tangan
Ditengah
perjalanan pulang, Putri memikirkan kenapa Yudi tidak lagi sering datang ke
rumah.
Malam
harinya, Yudipun datang ke rumah Putri. Yudipun langsung pergi menuju ruang
keluarga. Yudi yang melihat Putri sedang membaca novel langsung mengagetkannya
“Hei”
Teriak Yudi sambil menepuk pundak Putri
“Yudi?”
kata Putri terkejut
Yudi
dan Putripun duduk bersama dan bercerita. Ditengah-tengah pembicaraan, Putri
memotong dan pembicaraan dan bertanya,
“Aku heran, kenapa kamu tidak lagi sering
datang ke sini? Kamu punya pacar baru ya” tanya Putri
Yudi
yang tidak terima dikatakan mempunyai pacar baru marah dan mengatakan,
“Kamu juga kenapa? Waktu kamu untuk keluarga kamu mulai berkurang. Semenjak
masuk SMP kamu jadi lebih sering keluar dengan teman-teman kamu, kamu tidak
memperdulikan aku kan?” jawab Yudi marah
“kamu
yang mulai, semenjak masuk SMP kamu juga berubah, kamu tidak ada waktu lagi
untuk aku, kamu hanya sibuk dan sibuk mengurus urusan sekolah, sibuk keluar
bersama teman, iya kan?” balas Putri marah
Mulai
saat itu, hubungan mereka kacau, mereka berdua tidak saling berbicara. Beberapa
bulan mereka lalui tanpa ada perubahan, mereka berdua tetap tidak saling
berbicara. Sampai akhirnya Putri mempunyai pacar baru dan itu sangat melukai
hati Yudi. Putri sudah 5 kali mendapat pacar baru. Sementara Yudi yang baru
saja memasuki masa SMA, hanya menahan sakit hati yang teramat dalam. Dia hanya
berharap Putri akan mengingat kembali kalau mereka berdua belum pernah
mengambil keputusan untuk mengalhiri hubungan mereka.
Waktu
terus berlalu, dan Yudi tidak bisa lagi menahan sakit hati yang dia rasakan.
Akhirnya, Yudi mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan yang sudah lama
terjalin.
Setelah
putus, Yudi tetap tidak bisa melihat Putri dengan cowok lain, Yudi terus
merasakan sakit hati yang teramat dalam. Satu tahun kemudian, Putripun lulus
dari SMP dan melanjutkan ke SMA yang memang sudah dipilihnya sejak masih kelas
2 SMP. Akan tetapi, SMA yang dipilih Putri berada di luar kota. Semenjak
kepergian Putri, yudi sangat merasakan kesedihan dan kesepian yang sangat
dalam. Yudi terus menunggu sampai Putri pulang jika ada waktu libur.
Hari
hari terus berlalu, Yudi tidak bisa lagi menahan sakit hati dan kesepian yang
dia rasakan. Dan akhirnya Yudi memutuskan untuk mencari pacar baru. beberapa
bulan kemudian, yudi mencoba mencari pengganti Putri, dan akhirnya dia berhasil
mendapat seorang cewek saat seleksi voli.
Putri
marah karena Yudi telah mempunyai pacar baru, akan tetapi, Putri tidak bisa
berbuat apa-apa karena ini semua terjadi akibat kesalahan yang dia buat
sendiri.
Beberapa
bulan kemudian, Putri mendengar kabar dari temannya bahwa Yudi sudah tidak lagi
menjalin hubungan dengan Ayu. Putri yang mendengar hal itu sangat senang.
Putri
ingin sekali menghubungi Yudi, akan tetapi Putri malu dan takut Yudi akan marah
karena perbuatannya. Malam harinya, Putri memutuskan untuk menghubungi Yudi dan
mengatakan apa yang selama ini dia rasakan,
From Putri
Selamat malam, maaf mengganggu. Ada yang ingin aku
katakan, aku menyesal atas apa yang aku lakukan lalu, aku tidak bisa menyimpan
dan membohongi perasaan aku, aku masih sayang kamu Yudi, aku minta maaf. Aku
tidak peduli kalau kamu mau bicara buruk tentang aku disana. Kamu respon baik
atau tidak itu terserah kamu. Aku ingin memulai dari awal Yudi. Aku kenal kamu,
dan Yudi yang aku kenal tidak bisa membohongi dan menyimpan perasaanya sendiri
kecuali Yudi yang aku kenal sudah tidak ada lagi.
To Yudi
Putri
mengirim pesan itu kepada Yudi, dengan harapan Yudi merespon baik apa yang Putri
katakana. Tidak lama kemudian, Yudi membalas pesan itu,
From Yudi
Siapa yang mulai? Aku sudah bilangkan, tapi kamu lebih
memilih dia
To
Putri
Putri
yang membaca pesan itu sangat sedih dan menyesali apa yang dia perbuat. Putripun
menitikan air mata, sambil menangis Putrid membalas pesan dari yudi,
From Putri
Aku minta maaf, aku menyesal, aku salah, aku sayang
kamu Yudi L
To
Yudi
Putri
tidak sanggup untuk membaca balasan dari Yudi. Tidak lama kemudian, handphone
bergetar,
From Yudi
Maaf Put, aku tidak bisa
To
Putri
Tangisan
Putri keluar membaca pesan yang dikirim Yudi. Putripun membalas pesan dari yudi
From Putri
Yudi, aku minta maaf, aku harap kita bisa memulai
semuanya dari awal. Aku salah Yudi, Aku tidak ingin kehilangan kamu lagi, aku
mohon yudi
To
Yudi
beberapa
saat kemudian, Yudi membalas pesan Putri
From Yudi
Sekali lagi maaf Put, aku tidak bisa, aku masih
terlalu sakit dengan apa yang kamu lakukan lalu. Lebih baik kamu fokus belajar,
kamu sekarang kelas ujiankan? Aku juga mau fokus dengan cita-cita
To
Yudi
Tangisan
Putri semakin kuat. Akan tetapi Putri merasa lega karena semua yang dia rasakan
sudah diungkapkan walau sakit yang snagat dalam yang dia rasakan.
Sejak
saat itu, Putri tidak lagi berkomunikasi dengan Yudi. Putripun memulai hidupnya
dengan santai dan mencoba melupakan Yudi. Akhirnya, Putri kembali ceria seperti
biasanya dan tidak memikirkan hal-hal mengenai Yudi lagi, karena sekarang Putri
menganggap semua itu telah berlalu.
“TAMAT”